JURNALKALIMANTAN.COM,JAKARTA – Kementerian Agama sedang mengupayakan adanya dana insentif untuk para operator Education Management Information System (EMIS).
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad saat memberikan arahan pada Penganugerahan Penghargaan Pemenang User Champion EMIS 4.0 Teladan Nasional 2024 di Jakarta belum lama tadi.
“Tolong diperhatikan, dan menjadi PR bersama, tahun depan tidak hanya Anugerah tapi harus ada insentif, kalo bisa perbulan, untuk semua operator EMIS,” ujarnya dikutip pada laman resmi Kemenag, Sabtu (19/10/24)
Abu Rokhmad menyampaikan peran User Champion dalam mengawal data bagi Pendidikan Islam merupakan perwujudan pentingnya manajemen big data. Menurutnya, kepaduan data berbasis bukti memungkinkan para pembuat kebijakan untuk menentukan perencanaan strategis, pengambilan keputusan, dan penyusunan kebijakan dengan tepat.
“Kami menyadari bahwa peningkatan kemampuan para User Champion juga menjadi prioritas. Dengan begitu, sistem EMIS 4.0 akan dapat mendukung data pendidikan Islam yang lengkap, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan, baik untuk keperluan internal Kementerian Agama, madrasah, perguruan tinggi keagamaan, pondok pesantren, hingga data siswa, guru, dan fasilitas pendidikan,” tambahnya
Abu Rokhmad menandaskan bahwa platform EMIS 4.0 akan menjadi acuan utama dalam manajemen data pendidikan Islam, termasuk dalam penyediaan layanan beasiswa, bantuan, pelatihan, dan fasilitas pendukung lainnya.
“Untuk itu, marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk terus mendukung reformasi ini demi Pendidikan Islam yang lebih maju dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. EMIS 4.0 Dukung, Dampingi Demi Data,” ajaknya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Abdul Rouf melaporkan kegiatan ini telah dimulai sejak tahun lalu. Pada 2024, kegiatan diikuti oleh madrasah dan pesantren. Menurutnya, kegiatan ini adalah salah satu cara untuk menghargai para pengelola data dan operator di madrasah maupun pesantren yang memiliki peran penting meskipun sumber daya yang minim. Dari 80 finalis yang telah dipilih, penilaian didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk loyalitas, dedikasi, kecepatan, dan ketepatan dalam mengelola data.
(Kemenag RI/Ih)