Program Makan Bergizi Gratis, Kontribusi Daerah Disesuaikan dengan PAD

Mendagri Tito Karnavian saat jumpa awak media di Istana Negara. (Foto : BPMI Setpres)

JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) mendapatkan dukungan yang luas, termasuk dari pemerintah daerah (Pemda).

Mendagri menuturkan bahwa kontribusi setiap daerah akan disesuaikan dengan kemampuan pendapatan asli daerah (PAD).

Bagi daerah dengan PAD rendah kontribusi dalam program MBG akan dibantu dengan BGN.

“Misalnya Kabupaten Badung itu PAD-nya kan 90 persen dari APBD-nya pemerintah pusat hanya 10 persen, mereka punya anggaran hampir Rp10 triliun anak SD-nya ada 72 ribu mereka bisa meng-cover semua malah, meng-\cover semua menawarkan, meng-cover semua dari APBD-nya cukup mereka,” ungkap Tito dilansir pada laman remi Sekretariat Negara, Sabtu (18/1/25).

Tetapi menurutnya, ada juga yang PAD-nya kan rendah sekali seperti Indonesia Bagian Timur.

“Nah kalau ini mereka ya udah 500 anak-anaknya, yang lainnya akan di-cover oleh Badan Gizi Nasional,” tambah Tito.

Tito merangkan antusiasme Pemda untuk berpartisipasi pada program ini, tidak hanya bertujuan meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kita tahu bahwa selain untuk meningkatkan kesehatan, tapi juga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah,” Karena sudah jelas ada offtaker-nya, ada pembeli diserap, jadi ini bisa mendorong pangan masyarakat, menanam, beternak, dan lain-lain, dibeli. Dan ini akan terjadi economic circular, sehingga daerah daerah antusias,” ujar Mendagri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Tito juga menjelaskan bahwa sejumlah daerah telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program ini melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Dari hasil konsolidasi bersama Pemda, menurut Mendagri kontribusi daerah untuk pelaksanaan program MBG mencapai 2,3 sampai 2,5 triliun rupiah.

“Sekali lagi targetnya antara 2 ribu sampai 4 ribu mulai bulan September selama 4 bulan dengan anggaran kabupaten 2,3 triliun (rupiah) kemudian Provinsi lebih kurang 2,5 triliun (rupiah). Ini kita diskusi sudah, bukannya top down maunya kita perintah, tapi dari mereka ya, banyak daerah-daerah yang PAD-nya kuat,” jelasnya.

Anggaran tersebut, lanjut Tito, akan digunakan untuk membangun satuan pelayanan pemenuhan gizi di sekolah.

Mendagri juga menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto secara langsung meminta jajaran Kementerian Dalam Negeri untuk berkoodinasi langsung dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam pemenuhan tersebut dengan target utama pada daerah dengan angka stunting dan kemiskinan tinggi.

(Ang/BPMI Setpres))