JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA– Isu terkait keterlibatan pelatih baru timnas Indonesia, Patrick Kluivert, sempat berhembus kencang sejak kabar pemecatan Shin Tae-yong, belum lama tadi.
Sejumlah laporan dan unggahan di media sosial mengabarkan pelatih kelahiran Amsterdam, Belanda, itu pernah tersandung kasus judi, terjerat utang hingga dugaan pengaturan skor mafia bola.
Bantahan disampaikan PSSI yang secara tegas mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penelusuran rekam jejak kandidat pelatih timnas Indonesia.
Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan jika pihaknya tidak mungkin menggaet pelatih yang punya jejak kelam.
Menurutnya, jika Kluivert memang terbukti bersalah, maka sudah pasti di-blacklist dari sepak bola Eropa.
Terutama jika kasusnya terkait dengan dugaan pengaturan skor dan mafia bola.
Namun faktanya, Patrick Kluivert masih tetap berkarier dan menjadi pelatih kepala klub asal Turki, Adana Demirspor, hingga tahun 2023.
“Pastinya kalau dia terlibat match fixing atau pengaturan skor atau berhubungan dengan judi sudah pasti orangnya di blacklist di Eropa,” tegas Arya, dikutip dari kompas.com.
Dilansir dari kompas.id, rekam jejak Patrick Kluivert terbilang cukup kontroversial. Saat masih jadi pelatih tim cadangan klub Belanda, FC Twente, Ia memasang taruhan pada pertandingan tim utama di tahun 2011 dan 2012.
Aktivitas tersebut tidak ilegal pada saat itu. Kluivert seolah melakukan perjudian yang dilarang, dirinya tak mengetahui apa dampak dari taruhannya. Kluivert lalu diperas oleh geng kriminal, mereka memiliki bukti rekaman suara Kluivert, mengancamnya akan merilis ke media, ia diminta membayar hutang 1 juta euro atau sekitar Rp 16 miliar.
De Volkskrant melaporkan, para penyidik tidak memiliki bukti bahwa Kluivert terlibat dalam pengaturan skor ilegal tersebut.
Pengacaranya mengatakan, Patrick Kluivert hanyalah korban pemerasan dalam kasus ini. Namun kasus ini memang menjadi noda yang mencoreng nama Kluivert.
“Jadi ini (Kluivert) tidak di blacklist dong (bahkan) yang kami ambil tiga nama (calon pelatih) tidak di-blacklist di Eropa, kalau di-blacklist enggak mungkin kami panggil,” jelas Arya.
(Viz)