JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja gemilang sepanjang September 2025, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Kamis (9/10/2025), IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 8.126,56 pada 24 September 2025, sebelum ditutup di level 8.061,06 pada akhir bulan, atau menguat 13,86% sejak awal tahun. Nilai kapitalisasi pasar juga membukukan rekor baru mencapai Rp14.995 triliun pada 29 September 2025.
“Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan pada 1 Oktober 2025 menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga dan adaptif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” demikian kutipan dari siaran pers OJK yang diterima Kamis (9/10).
Pencapaian ini ditopang oleh penguatan pasar saham global dan kinerja perekonomian domestik yang solid, dengan _Purchasing Managers Index _ Manufaktur masih berada di zona ekspansi, dan neraca perdagangan mencatat surplus yang meningkat.
Penguatan IHSG ini menarik minat investor domestik, yang tercermin dari Rerata Nilai Transaksi Harian (RNTH), yang juga mencetak rekor tertinggi sebesar Rp24,02 triliun pada September 2025. Jumlah investor pasar modal pun terus bertambah sebanyak 3,79 juta orang sepanjang 2025, sehingga totalnya mencapai 18,66 juta investor.
Meskipun demikian, di tengah rekor tersebut, investor asing tercatat melakukan jual bersih di pasar saham sebesar Rp3,80 triliun selama September.
Kinerja Solid di Sektor Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya
Stabilitas juga ditunjukkan oleh sektor perbankan. Pertumbuhan kredit pada Agustus 2025 tercatat sebesar 7,56% secara tahunan (yoy) menjadi Rp8.075 triliun, didorong oleh kredit investasi yang tumbuh 13,86% yoy.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga tumbuh 8,51% yoy mencapai Rp9.385,8 triliun. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan gross stabil di level 2,28%, dan permodalan yang sangat kuat dengan Capital Adequacy Ratio sebesar 26,03%.
Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan pertumbuhan positif:
• Asuransi: Total aset industri asuransi per Agustus 2025 mencapai Rp1.170,62 triliun, tumbuh 3,37% yoy. Permodalan industri asuransi jiwa dan umum juga solid dengan Risk Based Capital masing-masing sebesar 472,58% dan 323,36%, jauh di atas ambang batas 120%.
• Lembaga Pembiayaan : Piutang pembiayaan tumbuh menjadi Rp505,59 triliun. Khusus untuk pembiayaan Buy Now Pay Later yang disalurkan perusahaan pembiayaan, pertumbuhannya meroket hingga 79,91% yoy menjadi Rp9,97 triliun.
• Pinjaman Online (Pindar) : _Outstanding_ pembiayaan tumbuh 21,62% yoy menjadi Rp87,61 triliun dengan tingkat risiko kredit (TWP90) terjaga di posisi 2,60%.
• Aset Kripto : Jumlah konsumen aset kripto meningkat signifikan menjadi 18,08 juta orang per Agustus 2025. Meskipun nilai transaksi bulanan pada September turun menjadi Rp38,64 triliun, total transaksi sepanjang tahun 2025 telah mencapai Rp360,30 triliun.
Penegakan Hukum dan Perlindungan Konsumen
Di samping menjaga stabilitas, OJK juga terus memperkuat penegakan hukum untuk melindungi konsumen. Salah satu langkah signifikan adalah keberhasilan memulangkan dan menahan AAG, mantan direktur PT Investree Radhika Jaya, yang diduga melakukan penghimpunan dana ilegal dari masyarakat dengan nilai mencapai sedikitnya Rp2,7 triliun.
Dalam upaya pemberantasan judi _online,_ OJK telah meminta perbankan memblokir sekitar 27.395 rekening yang teridentifikasi terkait aktivitas tersebut. Hingga akhir September 2025, Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal juga telah menghentikan 1.840 entitas keuangan ilegal, yang terdiri dari 284 entitas investasi ilegal dan 1.556 entitas pinjaman _online_ ilegal.
“OJK berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas sektor jasa keuangan melalui kebijakan yang adaptif, mendorong pembiayaan ke sektor prioritas seperti UMKM, serta memperkuat perlindungan konsumen dari berbagai aktivitas keuangan illegal,” pungkas pihak OJK dari siaran persnya.
(Sumber : OJK Kalsel)














