JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan menghimbau masyarakat untuk menolak praktek money politic (politik uang) pada Pilkada 27 November 2024.
“MUI menyampaikan pesan moral agar masyarakat menolak money politic,” ucap Sekretaris MUI Kalsel, H Nasrullah AR kepada wartawan, usai Tausiah MUI Kalsel tentang Pilkada yang adil, jujur dan damai, Kamis (14/11/2024), di Banjarmasin.
Hal ini dikarenakan bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang belaku serta ajaran Islam.
“Bahkan Allah melaknat orang yang memberi dan menerima risywah (suap),” tambahnya.
Kendati demikian, Nasrullah mengakui, hal semacam ini juga tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri, karena praktek money politic tidak akan terjadi, jika masyarakat menolak.
“Karena pada prakteknya di lapangan, banyak masyarakat yang menantikan serangan fajar,” ungkap Nasrullah.
Nasrullah menambahkan, praktek money politic menciderai demokrasi, dimana calon kepala daerah menghalalkan segala cara agar terpilih sebagai gubernur, bupati ataupun walikota.
“Ini tidak bagus bagi demokrasi, karena memilih calon dengan imbalan tertentu, bukan sesuai hati nurani,” jelas Nasrullah.
Ditambahkannya, sesungguhnya semua yang diawali dengan tidak bagus, diyakini hasilnya tidak akan bagus. Dimana kepala daerah yang mengeluarkan dana besar untuk menyogok suara pemilih, dipastikan akan bertujuan mengembalikan dana yang dikeluarkannya saat terpilih menjadi kepala daerah.
“Kalau ini terjadi, maka selamat membuka pintu gerbang kepala daerah berhadapan dengan hukum pada akhir jabatannya,” ujarnya.
Untuk itulah diperlukan memilih calon kepala daerah yang bersih dan jujur, agar bisa menjalankan amanah rakyat untuk membangun daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita mengharapkan Pilkada 2024 bisa menjalan bersih, proses demokrasi juga bersih tanpa intervensi dari pihak manapun, sehingga terpilih pemimpin yang bersih,” kata Nasrullah.
Diakui, imbauan dan pesan moral terus disampaikan MUI Kalsel, seperti yang diintruksikan MUI pusat, termasuk pada mimbar Jumat di masjid agar politik bersih, menjaga suasana kondusif hingga perhitungan suara, menolak money politic, datang ke TPS dan menggunakan hak suara sesuai hati nurani.
Kemudian, menghindari praktek black campaign, menjaga persatuan dan kesatuan, menganjurkan tidak golput, saling menghormati atas perbedaan pilihan dan haram hukumnya menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalsel, H Muhammad Tamrin mengatakan, pentingnya menjaga ukhuwah Islamiah agar kondisi di Kalsel aman dan damai hingga perhitungan suara Pilkada 2024 nanti.
“Kita berharap Pilkada aman, damai dan kondusif. Siapapun yang terpilih, mereka adalah putra terbaik daerah,”pungkasnya.
(YUN)