Pelihara Kelancaran Operasional, Pelindo Subregional 3 Kalimatan Gelar Pelatihan K3 bagi para TKBM

Foto bersama disela kegiatan

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dalam rangka meningkatkan kesadaran atas implementasi budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3), agar keselamatan dan kesehatan pekerja terjamin, PT Pelindo (Persero) melaksanakan program gabungan tanggung jawab sosial dengan Health Safety Security and Environment (HSSE) berupa kegiatan Awareness K3, diperuntukan bagi para tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Wilayah Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Rabu (6/12/2023).

Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Kantor PT Pelindo Subregional 3 Kalimantan yang dihadiri langsung Subregional Head Subregional Kalimantan Sugiono, didampingi pejabat struktural Subholding Pelindo Multiterminal (SPMT) dan Subholding Pelindo Terminal Petikemas Banjarmasin (TPKB).

1 day ago
1 day ago
3 days ago
3 days ago
4 days ago
5 days ago

Sebagai narasumber dan penyampai materi adalah oleh Muhammad Trisetya Hadi, selaku Pengawas Ketenagakerjaan Muda Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan, dan Dokter Hasni dari Klinik Pelindo Husada Citra Cabang Banjarmasin.

Sugiono menyampaikan dalam sambutannya, bahwa Awareness K3 merupakan komitmen tegas Pelindo dalam mewujudkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di internal maupun eksternal lingkungan pelabuhan, agar produktivitas dan efisiensi operasional dapat berjalan baik.

“Kegiatan Awareness K3 diharapkan menjadi sarana yang dapat menjadikan kesadaran dan edukasi bagi semua pihak, khususnya bagi tenaga TKBM untuk dapat berkontribusi lebih dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan pada tiap kegiatan operasional,” terangnya.

Muhammad Trisetya Hadi dalam kesempatannya menuturkan, kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran dari semua pihak dalam berkontribusi dan berperan aktif mengimplementasikan budaya K3 di pelabuhan.

Dengan tingkat produktivitas kinerja pelabuhan di Banjarmasin yang memiliki jam kerja tinggi, tentunya berpengaruh kepada tenaga TKBM yang bersentuhan langsung pada tiap kegiatan operasional, sehingga coba dicegah dan diminimalisir atas segala risiko kecelakaan kerja yang akan timbul.

“Fokus utama untuk pengurangan risiko, salah satunya dengan peningkatan kesadaran. Karena itu, safety mulai pemakaian alat pelindung diri (APD) seperti helm, rompi, sarung tangan, wajib dikenakan,” tegasnya dalam penyampaian materi.

Sementera itu, dr. Hasni dalam materinya pun menjelaskan terkait basic life support atau bantuan dasar hidup, yang merupakan serangkaian usaha penyelamatan nyawa pada saat seseorang mengalami henti jantung.

Peserta juga menerima suvenir goodie bag yang berisikan paket training kit berupa kaos dan APD, di antaranya rompi serta helm yang dapat digunakan sebagai alat keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.()