JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kamis (24/06/21), menjadi hari spesial bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, seiring diadakannya Seminar Dalam Jaringan (Sedaring) Bedah Buku “Diplomasi: Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara”, yang dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom.
Hadirnya buku ini merupakan inisiasi dari para diplomat yang sangat berpengalaman dalam mewakili Republik Indonesia (RI) di berbagai negara, terkait dinamika hubungan internasional dan peran serta posisi Indonesia dalam beberapa kasus penting.
Hadir dalam kegiatan ini tim penulis buku, yakni Bagas Hapsoro, S.H., M.A. (Dubes RI untuk Swedia dan Latvia 2016—2020), Drs. Taufiq Rhody (Konsul Jendral RI di Penang 2014—2016), dan Abdurrahman Mohammad Fachir (Wakil Menlu RI 2014—2019).
Adapun pembahas dalam kegiatan kali ini adalah Drs. H. Abdul Haris Makkie, M.Si. (Sekda Provinsi Kalsel 2017—2020 dan Ketua Ikatan Keluarga Alumni FISIP ULM) dan Dr. Fahrianoor, M.Si. (akademisi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP ULM). Bertindak sebagai moderator adalah Safa Muzdalifah, S.I.P., M.Hub.Int. (akademisi FISIP ULM).
Acara dimulai dengan sambutan Dekan FISIP ULM Prof. Dr. H. Asmu’i, M.Si. Dalam sambutannya, dekan mengapresiasi hadirnya buku yang memuat pengalaman langsung dari para diplomat ini, ditambah lagi ketiga perwakilan tim penulis memiliki ikatan sejarah dengan Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.
“Bapak Abdurrahman Mohammad Fachir merupakan diplomat senior sekaligus putra daerah Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Kemudian Bapak Bagas Hapsoro, S.H., M.A. merupakan alumnus SMP 1 Teratai, sedangkan orang tua dari Bapak Drs. Taufiq Rhody adalah orang Martapura,” sebut Prof. Dr. H. Asmu’i, M.Si.
Dekan juga berharap, terkait rencana pendirian Prodi Hubungan Internasional (HI) di FISIP ULM, bisa mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri RI, yang diwakili oleh tim penulis buku, agar cepat terealisasi.
Sementara untuk pembicara pertama, adalah Bagas Hapsoro, S.H., M.A. yang menyambut hangat serta mendukung pendirian Prodi HI di FISIP ULM.
Mantan Dubes RI untuk Lebanon ini menyampaikan alasan khusus, mengapa ULM dipilih sebagai tuan rumah dari kegiatan bedah buku tersebut, karena universitas perjuangan ini merupakan perguruan tinggi paling bergengsi di Kalimantan, sekaligus sebagai universitas tertua di Kalimantan.
“Selain itu, ULM dan Kalimantan Selatan juga telah melahirkan beberapa tokoh nasional seperti Bapak Gusti Muhammad Hatta (Menteri Lingkungan Hidup RI pada Kabinet Indonesia Bersatu II), Gusti Rusli Noor (Dirjen Hubungan Luar Negeri Kemlu RI), dan tentu saja Bapak Abdurrahman Mohammad Fachir yang juga menjadi pembicara dalam webinar,” kata Bagas Hapsoro S.H., M.A.
Dalam penyampaiannya, Bagas Hapsoro, S.H., M.A. memberikan ringkasan terkait alasan penulisan buku serta sekelumit contoh studi kasus yang diangkat dalam buku tersebut.
Selanjutnya, adalah paparan yang disampaikan oleh Drs. Taufiq Rhody, yang menekankan pentingnya pemanfaatan atas kesempatan yang terbuka lebar dalam konteks kerja sama internasional.
Ia menceritakan tentang inovasi yang dilakukan negara-negara maju, seperti Swiss, yang bisa mengolah sampah menjadi pembangkit listrik, sebagai suatu pemecahan masalah berbasis kreativitas.
“Untuk itu, kita mendorong agar kerja sama antar grassroot dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan negara dan daerah,” katanya.
Kemudian, Abdurrahman Mohammad Fachir, mengingatkan kembali tujuan Negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam konstitusi. Tugas diplomat menurutnya adalah mengaktualisasikan tujuan negara di luar negeri yang meliputi diplomasi perlindungan WNI, diplomasi ekonomi, dan lain sebagainya.
Hal penting yang menjadi sorotannya adalah kesinambungan antara pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam, atau potensi yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Selatan.
“Sinergi antara potensi SDM dan SDA merupakan kunci keberhasilan inovasi daerah dalam memanfaatkan peluang yang disediakan dalam kancah internasional,” katanya.
Para pembahas, Drs.H.Abdul Haris Makkie, M.Si. dan Dr. Fahrianoor, M.Si., menyambut baik hadirnya buku Diplomasi ini dan menyampaikan beberapa opini tentang substansi dan daya jangkau buku.
“Apresiasi terkait hadirnya buku yang ditulis langsung oleh para diplomat senior Indonesia ini, sebagai bahan referensi yang sangat bermanfaat bagi khalayak luas,” kata mereka.