JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pada 2024, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin mencatat peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Di sisi lain mereka turut berbangga, karena mulai banyak masyarakat yang berani melapor.
Hal itu disampaikan langsung Kepala DP3A M. Ramadhan, dalam pertemuan bersama para awak media di kantornya, Selasa (31/12).
Berdasarkan catatan DP3A, pada 2024 terdapat 175 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang meningkat dari 2023, yakni 135 kasus.
Dari jumlah kasus 2024, masih didominasi kekerasan terhadap anak, dengan jumlah 118 kasus, sedangkan kekerasan terhadap perempuan 57 kasus.
“Saya rasa ini tertinggi di Kalsel. Ini juga sebagai tanda kami bekerja, kami menjangkau, dan keberanian masyarakat melapor,” ungkap Ramadhan.
Karena menurutnya, pada teorinya, kekerasan perempuan dan anak mempunyai skema gunung es, hanya di permukaan yang terlihat, padahal masih banyak lagi yang tidak terlihat.
“Tidak bisa dipungkiri, masih banyak di antara masyarakat kita yang tidak berani melapor,” tambah Kadis.
Peningkatan ini menurutnya, juga sebagai pertanda keberhasilan program edukasi dan promosi pemerintah, untuk mencegah hingga menanggulangi jika terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Yang mengadu juga meningkat, sebanyak 118 aduan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak, sedangkan tahun sebelumnya sebanyak 85 aduan,” pungkas Ramadhan.
Pada kesempatan pertemuan bersama awak media ini, juga dihadiri para kepala bidang, yang memaparkan berbagai program dan upaya pelaksanaannya.
(Ih/Ahmad M)