Ukir Sejarah Baru, Film Jendela Seribu Sungai Tayang Perdana di Layar Lebar

Wali Kota (tengah) menyampaikan rasa syukur dihadapan para pemain dan tamu saat gala premiere

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Film Jendela Seribu Sungai (JSS) yang digarap Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Rumah Produksi Radepa Studio, resmi tayang di layar lebar, yang menjadi catatan sejarah Kota Banjarmasin.

Film yang menceritakan kebudayaan warga Banjarmasin ini tayang perdana di Studio XXl Duta Mall, yang langsung disaksikan Wali Kota dan jajaran, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para pemain, dan pihak terkait lainnya, Senin (10/7/2023).

Selain sebagai promosi pariwisata, digarapnya film ini sebagai bentuk dukungan Pemkot Banjarmasin terhadap perkembangan seni, budaya, para sineas, dan ekonomi kreatif, hingga memunculkan talenta Kota Banjarmasin.

“Kami berharap ini menjadi catatan sejarah. Ini adalah sejarah baru untuk Kota Banjarmasin, karena dari sinilah kita berharap industri kreatif dan talenta muda, hingga setiap sudut kota yang menjadi ruang budaya dan kreativitas dapat diangkat pada layar lebar seperti ini,” ungkap Wali Kota Ibnu Sina.

Ia menegaskan, film dengan genre drama keluarga ini juga menjadi film yang sangat inspiratif dan menghibur, dan menjadi momentum menarik saat rilis pada Hari Anak Nasional 2023.

Di film ini diceritakan perjuangan tiga anak yang tinggal di tepian Sungai Martapura yang berusaha keras mewujudkan cita-cita. Perjuangan mereka digambarkan seperti air sungai yang terus mengalir, meski ada kebuntuan, selalu ada celah untuk air terus mengalir, seperti juga cita-cita, harus bisa melewati semua hambatan untuk mewujudkannya.

“Semoga ini ditonton semua pihak, dari kita untuk kita,” harap Ibnu Sina.

Wali Kota mennguraikan, selain memotivasi, yang menjadi kekuatan dari film ini adalah wajah Banjarmasin yang hadir secara visual. Air sungai berkelok mulai dari Pegunungan Meratus, hinggu hilir Sungai Martapura. Ikon-ikon Banjarmasin menjadi eksplorasi pembuat film menghadirkan visual yang juga menarik untuk didatangi.

Dari sisi budaya, film Jendela Seribu Sungai menawarkan nilai-nilai kearifan lokal. Juga cerita berbeda ketika menyentuh kehidupan keluarga Dayak Meratus. Ada kekayaan budaya yang ingin ditawarkan kepada penonton tanpa merasa dijejali pesan-pesan dalam film.

“Secara keseluruhan, menyaksikan film Jendela Seribu Sungai seperti menyaksikan tema dan isu kebanyakan keluarga-keluarga Indonesia. Relasi anak dan orang tua, sikap protektif orang tua, hingga relasi persahabatan anak-anak menjadi pesan yang sangat positif ingin disampaikan pembuat film kepada penonton,” tambah ibnu.

“Layak kiranya penonton film Indonesia diberi tawaran film yang menyentuh sisi kehidupan keluarga melalui kaca mata pandang anak-anak. Sekali lagi, jangan lewatkan tanggal rilis film Jendela Seribu Sungai di bioskop, mulai 20 Juli 2023,” pungkasnya.

Film JSS diangkat dari novel dengan judul yang sama, karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Kisah tentang anak-anak yang punya keinginan dan cita-cita tapi terkendala kemauan orang tua. Beruntung mereka bertemu Bu Sheila, salah satu guru di sekolah, yang terus menyalakan harapan mereka.

Film ini dibintangi pemain-pemain seperti Agla Artalidia, Olla Ramlan, Ariyo Wahab, Ibrahim ‘Baim’ Imran, Ajil Ditto, Bima Sena, Sheryl Drisanna, Halisa Naura, Bopak Castello, Ian Kasela, dan Mathias Muchus yang juga bertindak sebagai produser kreatif, disutradarai Jay Sukmo dan skenario ditulis Swastika Nohara.