JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Menyikapi sejumlah aduan masyarakat terkait viralnya foto antrean pasien di RSUD Ulin Banjarmasin yang dinilai tidak profesional, Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) lakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama pihak rumah sakit pada Senin, (09/11/2021).
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, H. Muhammad Lutfi Saifuddin, S.Sos., yang pada saat itu bertindak sebagai pimpinan rapat menerangkan, sebagai mitra kerja, ia merasa sangat perlu untuk memanggil pihak rumah sakit bersangkutan agar mengetahui duduk perkara yang terjadi.
“Jujur saja, kami dari Komisi IV yang membidangi kesejahteraan rakyat, yang ruang lingkupnya juga termasuk tentang kesehatan, banyak sekali mendapatkan aduan terkait viralnya foto antrean pasien BPJS yang tersebar di dunia maya,” terangnya.
Terlepas dari kejadian yang sempat viral tersebut, M. Lutfi mewakili Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel mengapresiasi langkah serta respon cepat yang dilakukan oleh pihak RSUD Ulin.
Ia berharap ke depan lebih diperbaiki lagi, dan kejadian tersebut dapat menjadi bahan pembelajaran bersama. Sebab, menurut hematnya, semua pihak harus lebih mawas diri, karena di era digital hari ini hal apa pun akan tersebar dengan cepat melalui internet, maka ia mengajak untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
Senada anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel Wahyudi Rahman memberikan masukan agar lebih memaksimalkan pendaftaran secara online yang sudah ada di website resmi RSUD Ulin Banjarmasin.
“Saya pikir, pendaftaran online akan efektif mengurai antrean dan mengatasi para calo yang ada di loket, karenanya saya berharap hal tersebut dapat dimaksimalkan, dengan salah satu caranya yakni menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat luas,” ucap Wahyudi.
Terlebih menurutnya, RSUD Ulin Banjarmasin ini merupakan salah satu RS rujukan yang ada di Kalsel, sehingga pelayanannya pun harus profesional dan tersistematis dengan baik dalam penerapannya.
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Dr. dr. Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp.OT, menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan baru dibukanya loket antrean yang sebelumnya sempat ditutup karena pandemi.
“ Sebelumnya loket antrean sempat ditutup karena pandemi, sehingga ketika dibuka kembali, terjadi lonjakan jumlah calon pasien yang akan mendaftar,” ujarnya.
dr. Izaak juga mengatakan pihaknya juga langsung melaksanakan rapat dengan manajemen demi mengurai panjangnya antrean.
” Ke depan calon pasien akan langsung mendaftarkan diri ke poli masing-masing”, tutupnya