JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin, meninjau budi daya haruan dan produksi albumin di Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin di Kabupaten Banjar.
Kunjungan Gubernur dilakukan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, pada kegiatan gowes dengan juga melibatkan satuan kerja perangkat daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Kedatangan rombongan disambut hangat Pelaksana Tugas Kepala BPBAT Syamsul Bahri beserta jajaran.
Usai meninjau lokasi budi daya bibit haruan, rombongan juga melihat langsung proses produksi di ruang ekstrak albumin. Menurut Gubernur, dalam 10 kilogram haruan dapat memproduksi satu liter atau 50 botol albumin yang berguna untuk kesehatan.
Pada kunjungan ini, rombongan yang juga terdiri dari Kepala Kepolisian Daerah, Komandan Resor Militer 101/Antasari, Kepala Badan Intelijen Daerah, Sekretaris Daerah, dan jajaran lainnya, sempat merasakan langsung albumin yang dihasilkan.
“Kami sudah beberapa kali mencoba albumin dan rasanya itu anyir. Tapi kalau di sini tadi ada rasa lemon dan leci, ini luar biasa. Tapi ini harus diuji dahulu, supaya kita bisa menjelaskan manfaatnya kepada masyarakat,” Kata Muhidin.
Lebih lanjut, ia berharap albumin ini dapat diproduksi lebih banyak lagi, karena memiliki potensi pasar yang luas dan permintaan banyak. Namun menurut Muhidin, untuk produksi skala besar masih terkendala bahan baku ikan haruan.
Gubernur menjelaskan, produksi ikan haruan di BPBAT Mandiangin hanya mencapai 600 ribu ekor per tahun, sedangkan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di kisaran 20 ribu per tahun, dan dari Universitas Lambung Mangkurat sekitar 100 ribu.
“Jadi itu tidak mencukupi kebutuhan Kalimantan Selatan, karena kebutuhannya banyak, jadi kita berupaya memproduksi haruan lebih banyak lagi selain dari alam. Kalau sudah berlimpah nantinya, kita bisa produksi albumin,” harap Muhidin.
Sementara itu, Kepala DKP Rusdi Hartono menyampaikan, telah membuat skenario peningkatan produksi haruan, mulai dari pembenihan hingga pembesaran melalui program Haruan Estate di Unit Pelaksana Teknis Balai Perikanan Budi Daya yang berada di Bincau, Karang Intan.
“Kebutuhan haruan di Kalsel saat ini mencapai 14 ribu ton per tahun, dan baru terpenuhi sekitar 10 ribu ton lebih per tahun,” jelasnya.
Selanjutnya Syamsul Bahri menyampaikan, bahwa pihaknya siap mendukung program Gubernur, dengan saat ini sedang dalam tahap pengembangan untuk memproduksi ekstrak albumin dari haruan.
“Kami masih dalam proses uji coba dan belum memiliki izin dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. Namun kami siap mengikuti arahan Gubernur untuk segera melakukan pengujian di laboratorium berkualitas, agar produk ini layak diperjualbelikan di pasaran,” pungkas Plt. Kepala BPBAT.
(DKP/Ian)