Kerukunan Dalam Keberagaman, Bukber Dies Natalis XII IMAPA Kalsel

Peringatan HUT imapa Kalsel dibuka dengan Buka Puasa Bersama

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Dalam rangka memperingati hari ulang tahun XII Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Kalimantan Selatan, berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan, antara lain lomba bulu tangkis, bola voli, dan pembagian makanan untuk sahur di Kota Banjarbaru.

Selain itu, di puncak peringatan HUT IMAPA Kalsel, juga menggelar buka puasa bersama dengan para mahasiswa Papua, utusan sejumlah organisasi kemasyarakatan pemuda, serta menghadirkan penceramah Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Banjarbaru Dr. Wahyudi Rifani, M.Pd.I., Ahad (16/3/2025).

2 days ago
3 days ago
3 days ago
4 days ago
6 days ago
7 days ago

“Kegiatan ini dilakukan karena mahasiswa Papua juga ada yang muslim,” ucap Ketua Panitia Rikardo Holombau.

Sementara itu, Dr. Wahyudi dalam ceramahnya menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan negara majemuk yang mempunyai keragaman suku, agama, bahasa, dan budaya. Keragaman ini menurutnya dapat menjadi ancaman jika tidak dilihat secara utuh.

“Keberagaman itu justru menjadi sentimen positif jika kita bisa menyikapinya secara arif dan bijaksana,” ungkapnya.

Menurut Dr. Wahyudi, keberagaman tersebut merupakan keunikan yang jarang didapatkan di negara lain. Karena itulah tegasnya, Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri dan menjadikannya berbeda dengan negara lainnnya.

Bahkan menurut Dr. Wahyudi, lewat keragaman tersebut, masyarakat dapat berdampingan dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti masyarakat muslim yang bisa berdampingan dengan non muslim, masyarakat Jawa yang bisa berdampingan dengan masyarakat Papua, dan segala macamnya.

“Itulah toleransi antar sesama umat manusia, dan nilai-nilai toleransi pada dasarnya sudah ada sejak dahulu,” tegasnya.

Dr. Wahyudi menguraikan, nilai-nilai toleransi pada dasarnya bersifat universal, bisa berlaku untuk siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan hal ini sudah menjadi kearifan lokal yang melekat di seluruh masyarakat Indonesia.

“Bahkan anggapan ‘Kita semua bersaudara’ melekat dalam setiap diri warga negara Indonesia. Semangat persaudaraan tanpa disadari sudah melekat sejak dahulu. Tanpa semangat persaudaraan yang dibingkai dalam cita-cita besar bersama untuk meraih kemerdekaan, mustahil masyarakat Indonesia bisa lepas dari penjajahan. Tanpa semangat persaudaraan, sulit bagi kita semua bisa hidup berdampingan dalam keberagaman,” tekannya.

Di samping itu ajak Dr. Wahyudi, dalam perkembangan kemajuan teknologi informasi yang cukup dahsyat, memilah sumber informasi sangatlah penting.

“Jangan sampai terjebak dengan berita hoaks yang dapat menjadi ancaman kerukunan hidup berbangsa dan bernegara,” pungkas Ketua MPI tersebut.

(YUN/Achmad M)