Banjar  

Teduh Pikir : Jalan Menuju Ketenangan dan Kebijaksanaan

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Teduh Pikir adalah sebuah komunitas yang didirikan M. Ali Syahbana, seorang pemikir dan aktivis yang bergerak di bidang pemberdayaan manusia sekaligus politikus di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Komunitas ini berfokus pada pengembangan pemikiran kritis, ketenangan batin, dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan, dengan menggabungkan refleksi filosofis, psikologis, dan spiritualitas.

5 hours ago
1 day ago
2 days ago
3 days ago
3 days ago
5 days ago

Sebagai wadah bagi mereka yang ingin memahami hidup dengan lebih mendalam, Teduh Pikir secara rutin mengadakan kajian dan diskusi bulanan, membahas berbagai tema mulai dari filsafat, tasawuf, hingga psikologi. Kajian ini bertujuan memperkaya wawasan, mengasah kebijaksanaan, dan membangun ruang dialog yang sehat dalam mencari kebenaran.

“Teduh Pikir bukan sekadar konsep intelektual, tetapi juga sebuah pendekatan hidup yang menekankan ketenangan batin, kejernihan akal, dan kebijaksanaan,” ungkap Ali.

Menurutnya, pemahaman yang mendalam tidak hanya lahir dari pemikiran rasional, tetapi juga dari hati yang jernih dan terbuka terhadap kebijaksanaan yang lebih luas.

Dalam filsafat, urai Ali, Teduh Pikir memiliki kemiripan dengan konsep kontemplasi dalam Stoikisme, saat seseorang diajak menerima kenyataan dengan tenang dan memahami kebijaksanaan sejati berasal dari penguasaan diri.

“Marcus Aurelius dan Epictetus mengajarkan ketenangan bukan berasal dari mengendalikan dunia luar, tetapi dari cara kita meresponsnya,” tegasnya.

Sedangkan dalam Islam, jelas Ali, Teduh Pikir mencerminkan nilai-nilai tasawuf, sebagaimana yang diajarkan para sufi seperti Al-Ghazali dan Rumi, yang menekankan pentingnya kesadaran batin, zikir, dan perjalanan menuju hakikat kebenaran.

“Rumi mengajarkan ketenangan sejati bukanlah menghindari penderitaan, tetapi menemukan makna di dalamnya,” ucapnya.

Ali menekankan, Teduh Pikir juga mencerminkan keberanian intelektual untuk melihat dunia secara lebih luas, tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan selalu mencari hikmah di balik setiap peristiwa.

“Ini bukan sekadar tentang berpikir secara logis, tetapi juga tentang merenungi makna kehidupan, memahami diri sendiri, dan menyelaraskan pikiran dengan hati serta nilai-nilai yang lebih tinggi,” jelasnya.

Pada akhirnya, sambung Ali, Teduh Pikir adalah perjalanan menuju keseimbangan, saat seseorang tidak hanya berpikir dengan akalnya, tetapi juga dengan jiwanya. Ia mengibaratkan seperti seorang sufi yang menari dalam harmoni dengan alam semesta, seperti seorang filsuf yang merenung dalam keheningan, seperti seorang bijak yang tersenyum di tengah badai.

“Teduh Pikir adalah jalan menuju kebijaksanaan sejati,” pungkas Ali.

(Ali/Ahmad M)