JURNALKALIMANTAN.COM, TANAH BUMBU – Bupati Tanah Bumbu (Tanbu) H.M. Zairullah Azhar mengungkapkan rasa syukur atas dukungan Kementerian Pertanian RI.
Bahkan turut hadir langsung Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam membuka Kick Off Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip) di Desa Jombang, Kecamatan Satui, Sabtu (18/3/2023).
Untuk itu, Bupati mengaku optimis daerahnya bisa menjadi sumber sapi nasional.
“Sekali lagi selamat datang kepada Bapak Menteri (SYL), karena doa kami dalam pengembangan sapi ini dibuka melalui kehadiran Pak Menteri. Dan kami sangat bersyukur, juga terima kasih atas bantuan layanan KUR. InsyaAllah kami akan melanjutkan pengembangan peternakan sapi di Tanah Bumbu,” kata Zairullah saat sambutan di depan Mentan SYL yang didampingi Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor.
SYL turut mendorong perusahaan perkebunan besar swasta (PBS) mengintegrasikan lahan sawit yang ada dengan pengembangan sapi ternak.
Sebagai uji coba, ia menargetkan pengembangan sapi di sana bisa mencapai 10 ribu ekor yang tersebar di tiap-tiap kecamatan sawit besar. Menurutnya, limbah sawit selama ini memiliki potensi yang cukup kuat dalam proses penggemukan.
“Hari ini saya bersama Pak Gubernur sepakat untuk mencoba memprospek kurang lebih 10.000 ekor sapi di perusahaan yang ada di sini. Program ini saya kira harus diperkuat, agar memberi nilai tambah bagi masyarakat di sekitarnya,” ujar SYL yang juga mengikuti panen pedet.
Dari sisi modal, ia mengaku siap untuk membuka fasilitas Kredit Usaha Rakyat yang cukup besar. Namun demikian, kata SYL, penggunaannya harus diperjelas dengan siapa petani peternaknya, agar bisa lebih tepat sasaran.
“Saya lihat anak muda di sini sangat agresif. Dan perlu diketahui, 3 tahun saya melatih petani muda dan penggunaan KURnya sudah mencapai Rp2,4 triliun. Alhamdulillah tidak ada yang macet tuh. Jadi mana nih anak muda Tanah Bumbu, kita buat sesuatu yuk untuk bela bangsa dan bela negara,” katanya.
Selain sapi ternak, SYL juga mendorong pengembangan sapi perah untuk produksi susu lokal yang kompetitif. Apalagi susu yang ada saat ini sebagian besar didatangkan dari luar negeri (impor).
“Sudah saatnya kita berpikir untuk sapi perah alias sapi susu sehingga menjadi nilai tambah juga bagi masyarakatnya. Saya kira ini langkah yang sangat maju dan tentu saja InsyaAllah kalau semua bisa berjalan dengan baik, harapan kita Indonesia berdaulat daging dan susu,” katanya.
Di tempat yang sama, Gubernur Sahbirin Noor mengajak seluruh pegiat ternak di wilayahnya untuk mendukung penuh program Kementerian Pertanian. Salah satunya memanfaatkan layanan KUR serta membuka lahan sawitnya untuk peternakan sapi.
Menurutnya, program pengembangan sapi ternak sangat penting guna memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Kalimantan maupun daerah sekitarnya.
“Oleh karena itu, para penggiat ternak untuk segera memperbanyak sapi terbaiknya. Kita berharap, sistem yang sudah bagus ini dapat kita jaga dan lestarikan, sehingga bukan menjadi sebuah mimpi lagi nanti kita jadi lumbung daging dan susu dunia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menjelaskan, panen anak sapi hasil program Si Komandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) Tahun 2022 sudah mencapai 2,2 juta ekor. Angka kelahiran ini menurutnya adalah yang terbesar selama Republik Indonesa berdiri.
“Dan tahun depan kami targetkan naik 20%. Yang kedua adalah kegiatan kick off dari sistem integrasi satu sawit berbasis kemitraan usaha industri ini kita harapkan menjadi contoh untuk seluruh perkebunan sawit di Indonesia,” jelasnya.
(as)