JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Cuaca yang tidak menentu dalam 2 bulan terakhir, membuat serapan beras lokal oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi tidak maksimal.
Menurut Kepala Bulog Divre Kalsel, Arief Mandu, pihaknya hanya mampu menyerap kurang lebih 1.000 Ton pada bulan lalu, padahal mulai Juni ini sejumlah daerah sudah memasuki masa panen padi.
“Target kita sampai akhir tahun nanti setidaknya mampu menyerap beras lokal hingga 18.000 Ton. Nah karena cuaca yang tidak menentu 2 bulan ini, realisasinya baru mencapai 6.300 Ton,” sebutnya, Selasa (21/7/2020).
Tentunya ia berharap cuaca tidak menentu bisa berakhir pada ujung bulan Juli. mengingat pada Agustus adalah momen puncak panen.
“Kalau sampai Agustus cuaca masih tidak menentu, tentunya kita bisa kesulitan menyerap beras lokal sesuai target,” keluhnya.
Diakuinya, Bulog Divre Kalsel tidak bisa asal dalam menyerap beras lokal, karena harus memenuhi kadar air maksimal 14%, dan harga Rp8.300,00 per kilogram.
“Permasalahannya saat musim tidak menentu ini, penjemuran padi menjadi tidak maksimal. Sehingga banyak beras yang tidak dapat dibeli, karena kadar airnya di atas 14%,” bebernya.
Dipaksakan untuk dibeli pun menurutnya tidak akan bisa, mengingat beras yang dibeli tidak langsung dijual lagi ke masyarakat, namun disimpan sebagai bumper stock ‘penjaga stok’.
“Jadi kalau kadar airnya di atas 14%, potensi kerusakan beras lokal yang kita beli bisa jadi sangat tinggi kalau disimpan di gudang dalam waktu lama. Makanya kita tidak mau ambil risiko,” tutupnya.
Editor : Ahmad MT