JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan menilai sektor jasa keuangan di Kalsel tetap terjaga stabil, di tengah meningkatnya dinamika perekonomian global.
Perekonomian Kalsel masih terus tumbuh 5,05% secara cumulative to cumulative di tengah tantangan global maupun domestik, dengan nominal produk domestik regional bruto Rp1.081,8 triliun, sedikit lebih tinggi dari nasional sebesar 5,03% dengan nominal produk domestik bruto sebesar Rp3.296,7 triliun.
“Ekonomi Kalsel masih ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu industri pertambangan, pengolahan, dan pertanian,” urai Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan Agus Maiyo, saat pertemuan bersama para awak media di Banjarmasin, Kamis (24/4/2025).
Ia juga memaparkan, bahwa sektor perbankan terjaga stabil dengan kinerja intermediasi yang kontributif. Kondisi tersebut didukung oleh likuiditas yang memadai, dan tingkat permodalan yang kuat di tengah peningkatan risiko ketidakpastian.
Kredit perbankan posisi Februari 2025 tetap melanjutkan double digit growth sebesar 18,59% (yoy) (Januari 2025: 18,16%) dengan outstanding Rp77,45 triliun. Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan posisi outstanding Januari 2025 sebesar Rp77,10 triliun.
Komposisi kredit utamanya ditopang oleh kredit modal kerja sebesar 23,98% dan kredit investasi sebesar 22,94%.
“Kedua kredit tersebut adalah bersifat produktif yang diharapkan dapat mendorong peningkatan penghasilan dan kapasitas usaha di Kalimantan Selatan,” ungkap Agus Maiyo.
Sementara itu, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,01% menjadi Rp94,03 triliun (Januari 2025: 11,59%). Pertumbuhan DPK yang tinggi ditopang oleh deposito yang tumbuh sebesar 32,47% yoy, diikuti giro sebesar 10,16%, dan tabungan sebesar 6,09%.
Kinerja sektor perbankan tersebut diikuti dengan Loan-to-Deposit (LDR) sebanyak 82,37% dan kualitas kredit yang baik, tecermin dari Non-Performing Loan (NPF) yang terjaga pada level 1,14%.
Dari sisi perbankan syariah, pertumbuhan positif terlihat dari peningkatan aset, DPK, dan kredit posisi Februari 2025 secara berurutan sebesar 24,92%, 21,81%, dan 13,37% yoy.
“Intermediasi perbankan syariah cukup baik dengan LDR sebesar 83,74% serta profil risiko yang terjaga dengan rasio NPF sebesar 0,97%.
(Ian)