Gula Rafinasi Diperkirakan Kosong di Januari—Februari 2021 

Ketua Gula kalsel
H Aftahuddin ketua AGB kalsel

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN Ketua Asosiasi Gula Bersatu (AGB) Kalimantan Selatan (Kalsel), H. Aftahuddin mengatakan, untuk ketersediaan gula rafinasi diperkirakan kosong di Januari dan Februari 2021, lantaran izin impornya yang sudah habis.

“Namun kita berusaha untuk membantu kebutuhan pabrik berkaitan dengan kelengkapan data, sehingga Februari bisa jalan,” tutur H. Aftahuddin kepada jurnalkalimantan.com, di kantornya, di kawasan Belitung Darat, Banjarmasin, Selasa (29/12/2020).

Permasalahan ini jelasnya, sedang dibahas di kementerian terkait, berkenaan dengan kuota dan lainnya.

“Pada intinya kita tidak mau UKM kita juga terlantar lantaran terjadi kekosongan,” lanjut H. Aftahuddin.

“InsyaAllah di Februari sudah bisa jalan. Kalau kita inginnya secepat mungkin, mudah-mudahan pabrik juga bisa mengkondisikan kita,” sambungnya.

Sementara untuk kebutuhan gula rafinasi, menurut H. Aftahuddin, berkisar 5.000 ton per bulan, untuk dibagikan merata kepada yang memerlukan, guna menghindari praktik monopoli.

“InsyaAllah di 2021 kita akan mendapatkan lebih banyak lagi kuota gula rafinasi,” tandas H. Aftahuddin.

Sedangkan untuk persediaan gula kristal putih, dijelaskannya, saat ini di Banjarmasin masih dalam kondisi aman, dengan stok yang ada di gudangnya berkisar 1.500 ton, dengan pemasok dari pabrik di Jawa Timur dan Makassar.

“Harganya masih standar, di tingkat distributor sekitar Rp11.600,00 per kilogram,” pungkas H. Aftahuddin.

Editor : Ahmad MT