Banjar  

Kodim dan Pemkab Banjar Tanggung Biaya Perawatan Siswa Diduga Keracunan MBG

Dandim 1006/Banjar saat diwawancara. (Foto : Ist)

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJAR – Puluhan siswa di Kota Martapura dilarikan ke RSUD Ratu Zalecha, Kamis (9/10/2025), setelah mengalami gejala diduga akibat keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan di sekolah.

Hingga sore hari, tercatat 33 siswa dari beberapa sekolah mengalami sakit perut, mual, dan muntah, sementara tiga di antaranya telah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.

Komandan Distrik Militer 1006/Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, memastikan seluruh proses penanganan dilakukan secara terbuka, terkoordinasi, dan sesuai prosedur bersama Pemerintah Kabupaten Banjar.

“Korban berasal dari beberapa sekolah, yaitu MAN Assalam, MTs Assalam, MI Assalam, SD Muhammadiyah, dan SDN Pesayangan 1,” ungkapnya dalam konferensi pers Kamis sore.

Dandim menjelaskan, pihaknya bersama Pemkab Banjar telah mengambil sampel makanan dari dapur penyedia Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tungkaran untuk diperiksa di laboratorium.

“Dari hasil pantauan fisik, menunya ayam dan sayur. Tapi kita tetap menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya,” jelas Letkol Inf Bambang.

Menurutnya, kejadian ini harus menjadi perhatian serius tanpa harus menghentikan pelaksanaan program MBG.

“Program ini punya manfaat besar, jadi yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pelaksanaannya,” tegas Dandim.

Ia menekankan, Kodim 1006/Banjar dan Pemkab Banjar bersikap transparan dan tidak menutupi apa pun dalam proses penanganan kasus tersebut.

“Kalau terbukti ada kelalaian dalam pengolahan makanan, tentu akan diberikan sanksi sesuai aturan. Bila sifatnya administratif, tindakannya administratif. Tapi kalau mengarah ke pidana, tentu akan diproses hukum,” ucap Letkol Inf Bambang.

Ia juga mengungkapkan, bahwa sebelumnya Kodim dan Pemkab Banjar telah melakukan rapat koordinasi dengan pihak dapur dan yayasan penyedia, untuk memastikan standar sanitasi dan proses memasak berjalan dengan baik.

“Kami sudah mengingatkan agar dalam pelaksanaan MBG memperhatikan aspek teknis, seperti sanitasi dan proses masak, supaya makanan yang dihasilkan benar-benar aman dan bergizi,” ujar Dandim.

Ia menilai, kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk memperketat pengawasan agar kasus serupa tidak terulang.

“Dalam program sebesar ini, kemungkinan kesalahan kecil itu ada. Tapi itu harus jadi evaluasi, bukan alasan untuk menghentikan program ini,” tambah Letkol Inf Bambang.

Sementara itu, Penjabat Sekda Ikhwansyah menegaskan, bahwa pemerintah daerah telah bergerak cepat sejak laporan pertama diterima.

“Seluruh siswa yang sakit mendapat perawatan gratis. Pemda sudah memastikan hal itu, sesuai arahan langsung dari Bupati Saidi Mansyur,” ujarnya.

Pj Sekda menambahkan, sebagai langkah antisipasi, Pemkab Banjar juga menyiapkan RS Pelita Insani serta Puskesmas Martapura 1 dan Martapura 2 sebagai cadangan, jika jumlah pasien bertambah.

Ikhwansyah memastikan bahwa seluruh unsur terkait, mulai dari Dinas Kesehatan hingga relawan, telah dikerahkan untuk memastikan penanganan siswa berjalan maksimal.

“Kita tunggu hasil uji laboratorium agar evaluasi bisa objektif. Prinsipnya, program MBG tetap berjalan, tapi pengawasan harus diperketat,” pungkasnya.

(Ayr/Ahmad M)