JURNALKALIMANTAN.COM, HULU SUNGAI TENGAH – Guna menekan angka kasus tengkes dan meningkatkan angka konsumsi ikan (AKI) di Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) melaksanakan kembali kegiatan safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), yang kali ini dilangsungkan di Desa Mahang Putat, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Rabu (7/2/2024).
Pada kegiatan ini, Dislautkan berkolaborasi dengan Tim Penggerak (TP) PKK Kalsel, Dinas Kesehatan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan HST.
Dalam rangkaian acara, Dislautkan membagikan 200 paket olahan ikan kepada anggota dan kader posyandu. Kepala Dislautkan Rusdi Hartono menyampaikan, kegiatan ini merupakan yang kedua dilaksanakan setelah Kabupaten Barito Kuala.
“Gemarikan ini dilakukan dalam upaya agar masyarakat gemar mengonsumsi ikan dengan gizi yang tinggi,” ungkapnya.
Dikatakannya, kegiatan ini juga menyosialisasikan manfaat mengonsumsi ikan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan.
“Memberikan motivasi dan edukasi terkait pentingnya makan ikan serta pencegahan stunting,”jelasnya.
Kendati AKI di Provinsi Kalimantan Selatan di atas angka nasional 56%, namun pihaknya akan tetap melaksanakan safari ini sebagai salah satu langkah pencegahan tengkes.
“Pemprov Kalsel akan terus melakukan safari Gemarikan ini ke sejumlah daerah, utamanya yang tinggi angka stunting dan AKInya yang masih rendah, ” tandas Rusdi.
Kemudian, Ketua TP PKK Kalsel Hj. Raudatul Jannah Sahbirin, menyampaikan pentingnya mengonsumsi ikan bagi ibu hamil dan anak-anak.
“Karena semua jenis ikan itu ada gizinya,” katanya.
Banyak cara untuk meningkatkan konsumsi ikan bagi anak, di antaranya dibuat bubur dengan bahan ikan dan menjadi pendamping ASI.
“Jadi, kita harus berupaya membiasakan anak dan balita untuk gemar mengonsumsi ikan,” pintanya.
Ia juga menyampaikan pentingnya kesadaran gizi bagi ibu hamil, sebagai upaya pencegahan tengkes.
“Semua harus kompak untuk melakukan sosialisasi pendekatan kepada semua sasaran, terutama saat ibu dinyatakan hamil sampai anak berusia lima tahun,” pungkasnya.
(Saprian)