JURNALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Meski sudah dirilis dan digunakan dua tahun terakhir, rupanya penggunaan atau adopsi jaringan 5G di Indonesia masih sangat rendah.
Dilansir dari kompas.com, Kepala Global System for Mobile Communications Association (GSMA) Asia-Pasifik, Julan Gorman, mengatakan bahwa tingkat adopsi 5G di negeri ini baru satu persen.
“Sementara 4G masih mendominasi dengan tingkat adopsi mencapai 94 persen,” tuturnya.
Sedangkan jika diukur di regional Asia-Pasifik, tingkat adopsinya juga baru sekitar 10 persen.
Gorman menyebut, tingkat adopsi adalah metrik yang menunjukkan jumlah pengguna dari suatu produk untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Dalam publikasi yang dirilis GSMA ‘Mobile Economy Asia Pacific 2024’, sejumlah negara berkembang tercatat memiliki tingkat adopsi 5G yang cukup tinggi.
Yakni Korea Selatan 49 persen, Australia 45 persen, Jepang 37 persen, Singapura 29 persen dan Selandia Baru 22 persen.
Walau Indonesia masih terbilang rendah tingkat adopsinya, pihaknya yakin angka tersebut akan naik signifikan di tahun 2030.
Hal itu seiring dengan pemanfaatan atau tingkat adopsi AI (Artificial Inteligence) yang semakin masif.
Namun hal itu diakui Gorman harus didukung dengan pembenahan di banyak sektor. Seperti penyelesaian hambatan regulasi, kebutuhan investasi, serta kolaborasi antara pemerintah dan industri untuk membuka potensi digital.
“Pemerintah harus bisa menyediakan alokasi spektrum yang cukup untuk mendukung perkembangan 5G,” pungkasnya.
(Viz)