Mengenang 100 Hari Wafatnya Alm. Wanto A. Salan K., S.H., M.H. (Pendiri KAI Kalsel)

Ketua DPD IPHI KALSEL
Alm Wanto A. Salan K, SH, MH | Ist

JURNALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Guna mengenang 100 hari berpulangnya Almarhum Wanto A. Salan K., S.H, M.H., segenap pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) dan Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (KAI) Kalimantan Selatan (Kalsel), hari ini (26/07/2021) melaksanakan selamatan dan doa bersama secara sederhana dengan protokol kesehatan yang ketat di Kantor KAI Kalsel, di kawasan Jalan Jahri Saleh Banjarmasin.

Ketua DPD KAI Kalsel Bujino A. Salan, S.H, M.H., yang juga adik dari almarhum, menceritakan sedikit sejarah dan sepak terjang kakaknya selama memimpin organisasi advokat tersebut.

“Hari ini sebenarnya ada beberapa acara, yang pertama mengenang 100 hari Alm. Advokat Wanto A. Salan, abang saya sendiri, yang merupakan salah satu pendiri dan penggagas lahirnya Kongres Advokat Indonesia di wilayah Kalimantan Selatan,” tutur Bujino A. Salan, S.H., M.H. kepada jurnalkalimantan.com, di kantornya.

Bujino A. Salan, S.H., M.H. yang juga Ketua DPD IPHI Kalsel ini melanjutkan ceritanya, bahwa selama hidup almarhum, Wanto A. Salan K., S.H, M.H. tidak henti-hentinya berjuang mengangkat organisasi advokat tersebut, mulai dari nol hingga akhir hayatnya, agar bisa setara dengan organisasi lain.

“Mulai dari dahulunya hanya ada Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) dan beliau juga ada di situ, lalu muncullah cikal bakal KAI, sehingga akhirnya lahirlah KAI di Kalsel,” jelas Bujino sambil meneteskan air matanya karena tidak bisa menahan kesedihannya.

Selama itu, lanjut pengacara kondang di Banjarmasin ini, almarhum juga memiliki jabatan tertinggi di KAI pusat, yaitu sebagai wakil presiden di bidang peningkatan ekonomi kesejahteraan anggota. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua KAI Kalsel dan IPHI Kalsel sampai akhir hayatnya.

“Memang hari ini, selain mengenang 100 hari sepeninggalan almarhum, juga bertepatan dengan bertambahnya usia saya genap 60 tahun, sehingga kita berharap almarhum diterima di sisiNya,” ungkapnya.

Sementara itu, penasihat DPD IPHI Kalsel Dr. Ahmad Murjani, S.H., M.H., M.Kes., menambahkan sedikit cerita bersama almarhum semasa hidupnya. Menurutnya, momentum 100 hari wafatnya Wanto A. Salan K., S.H., M.H. merupakan kenangan yang sangat mulia, lantaran sosok almarhum yang dikenal di tingkat nasional. 

“Di dalam organisasi advokat ini beliau sudah tidak asing lagi di nasional. Semua sejawat di tingkat nasional memuji beliau, karena beliau ini sosok yang perlu kita teladani bersama. Beliau punya integritas dan loyalitas tehadap organisasi dan tidak sungkan menggelontorkan dana untuk membangun dan membina kemajuan organisasi,” terang Dr. Ahmad Murjani.

Selain itu, lanjut Ketua Yayasan Cahaya Bangsa ini, almarhum dinilai pandai menjaga hubungan baik dengan banyak orang, bertanggung jawab, dan mempunyai disiplin yang kuat.

“Jadi, seperti pada momentum 100 hari wafatnya beliau hari ini, saya membayangkan seperti beliau itu hadir di sini,” katanya.

Dr. Ahmad Murjani menegaskan, bahwa almarhum juga telah berpesan untuk terus mengembangkan organisasi ke depannya, dan membina hubungan baik sesama anggota.

“Jaga kekompakan dan kesatuan, sehingga satu suara dalam kebersamaan, dan itu memang cita-cita almarhum,” jelasnya.

“Dan inilah yang patut kita teladani dari kapabilitas Almarhum Wanto A. Salan K., S.H., M.H. ini,” sambungnya.

Selanjutnya, Anggota DPD KAI Wilayah Tanah Bumbu Eko Julianto, S.H. juga menambahkan secuil kenangan bersama almarhum, sehingga dirinya merasa sangat kehilangan, karena sudah dianggap sebagai sahabat, saudara, bahkan orang tua, lantaran sikap almarhum yang sangat berarti bagi dirinya.

“Karena beliau ini mempunyai sikap dan pribadi yang sangat baik, selalu mensupport dan memberikan arahan langkah-langkah ke depan,” tutur Eko Julianto, S.H.

Memang lanjut Eko, perjuangan ini belum selesai, sehingga ia berharap dengan estafet kepemimpinan baru yang dipimpin adik almarhum, bisa mewujudkan cita-cita yang ingin digapai.

“Bagi saya sekali lagi, beliau adalah seorang yang pensupport unggul,” katanya.

Adapun momen yang tidak terlupakan bersama almarhum, lanjut Eko, adalah saat berkunjung ke kantor almarhum, dan beliau sangat menghormati sekali kunjungannya dengan sapaan ciri khas almarhum. 

“Ada apa Eko,” kata almarhum kenangnya, yang menunjukkan keakraban Wanto A. Salan K., S.H, M.H. sebagai seorang kakak.

“Beliau sering sharing dan memberikan petunjuk kepada juniornya,” kata Eko.